Beranda | Artikel
Ungkapan-Ungkapan Yang Multi Tafsir
Kamis, 27 Juli 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Ungkapan-Ungkapan Yang Multi Tafsir adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 6 Muharram 1445 H / 24 Juli 2023 M.

Kajian Islam Tentang Ungkapan-Ungkapan Yang Multi Tafsir

Kita sampai pada bab yang berkaitan dengan ungkapan-ungkapan yang memiliki multi tafsir. Misalnya, ketika seseorang menyebutkan bahwa dia dari “belakang,” sehingga pendengarnya mengira maksudnya “toilet.” Padahal sebenarnya, yang dimaksud adalah belakang kampus atau belakang studio, bukan toilet.

Ungkapan-ungkapan dengan multi tafsir seperti itu bisa terjadi karena perbedaan pemahaman antara pembicara dan pendengar. Contohnya, ketika seseorang penjahat berkunjung ke rumahmu, dan ditanya apakah ada orang di rumah, kamu menjawab: “Demi Allah sejak saya berdiri, tidak ada orang yang masuk ke rumah.” Ternyata, yang dimaksud sejak dia berdiri tidak ada orang yang masuk. Namun, pendengarnya memahaminya bahwa “tidak ada orang yang masuk ke rumahnya.”

Ungkapan seperti ini diperbolehkan. Tentu tidak dalam semua kondisi. Dalam kondisi darurat atau keadaan tertentu yang memang membutuhkan mengucapkan ungkapan-ungkapan dengan multi tafsir. Namun, seorang muslim harus berhati-hati agar tidak menggampangkan penggunaannya.

Anas bin Malik berkata: “Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah perjalanan, ternyata ada Al-Hadi (pemandu yang melantunkan syair untuk menyemangati unta), lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ارْفُقْ يَا أَنْجَشَةُ وَيْحَكَ بِالْقَوَارِيرِ

“Berlembutlah wahai Anjasyah, hendaklah engkau berlemah-lembut kepada gelas-gelas kaca.” (HR. Bukhari)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut wanita dengan “Qawarir”. Karena wanita itu lembut, tidak seperti laki-laki. Dia lebih perasa. Gelas kalau pecah sulit untuk direkatkan kembali.

Kalau Nabi berpesan kepada Anjasyah seperti demikian agar tidak membuat unta itu berjalan keras, lalu bagaimana laki-laki yang melakukan KDRT kepada istrinya?

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan kepada kita untuk berlemah lembut kepada mereka. Muncul laki-laki yang tidak bertanggung jawab, yang seharusnya dia menjadi pengganti ayah, ibu dan kakak atau adik untuk anak perempuan itu, tapi ternyata dia tidak berlemah lembut kepada para wanita.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

إِنِّيْ أُحَرِّجُ عَلَيْكُمْ حَقَّ الضَّعِيْفَيْنِ: اَلْيَتِيْمُ وَالْمَرْأَةُ

“Aku benar-benar menimpakan kesulitan bagi orang yang tidak memberikan hak dua orang yang lemah ini: anak yatim dan wanita.” (HR. Ibnu Majah)

Wanita itu mudah pecah. Hal ini bukan sebagai bentuk penghinaan terhadap wanita, tapi sebagai bentuk agar orang-orang peduli untuk menjaga dan memperhatikan wanita.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga berpesan:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ

“Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik dengan keluarganya.” (HR. Tirmidzi)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53075-ungkapan-ungkapan-yang-multi-tafsir/